Namaku Tasya, aku memiliki seorang sahabat. Hmmm lebih
tepatnya aku menganggap mereka sahabat.
Aku selalu mengahabiskan waktu bersama mereka. Aku selalu
ada saat mereka susah dan aku selalu berusaha membantu mereka.
Aku bahagia melihat mereka bahagia, karna aku menganggap
merekalah kebahagiaan aku.
Sampai suatu hari aku dan salah satu sahabatku, Priska
mencintai satu orang pria yang sama. Namanya Alif.
Awalnya aku gak berharap lebih. Sungguh, aku sangat menghargai
persabatan yang telah terjalin ini.
Namun aku merasa Priska sudah tak perduli lagi dengan Alif,
karna dia tidak terlalu merespon dengan semua “kode” yang diberikan oleh Alif.
Sampai akhirnya aku berpacaran dengan Alif. Dan aku baru
sadar bahwa Priska juga mencintainya.
Priska mulai canggung saat berbicara denganku. Bahkan dia
sempat menganggapku tak ada dan tak mengenaliku.
Sungguh, aku sedih dengan semua sikapnya. Aku sadar ini
salahku, tapi mana aku tau bahwa dia juga begitu mencintai Alif.
Sampai akhirnya salah satu sahabatku, Tamara juga mulai
bersikap asing dengan ku. Sepertinya dia mengharapkan Alif berpacaran dengan Priska.
Jujur saja, Alif, Priska dan Tamara sering menghabiskan
waktu bersama jadi wajar saja jika Tamara menginginkan Alif berpacaran dengan
Priska.
Aku sempat berpikir bahwa Priska dan Tamara tak pernah
menganggapku sahabat.
Karna mereka sama sekali tidak senang melihat hubungan aku
dengan Alif. Aku sempat berfikir, sahabat akan bahagia bila melihat sahabatnya
bahagia tapi mereka tidak menyukai kebahagiaanku,
Itu sebabnya aku sempat berfikir mereka tidak menganggapku
sebagai sahabat.
Tapi bagaimanapun sikap mereka ke aku, mereka tetap sahabat
dan kebahagiaanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar